@ustazfathulbari - Ulas Isu @Khairykj Masuk Gereja

Komen Abu Aqif: Ibnu ‘Aidz dalam Futuh As Syam meriwayatkan bahwasanya orang Nasrani membuatkan makanan untuk Umar ketika beliau sampai di Syam, kemudian mereka mengundang Umar. Beliau bertanya, “Di mana?” Mereka menjawab, “Di gereja.” Maka Umar tidak mau menghadirinya dan Beliau berkata kepada Ali, “Berangkatlah bersama para sahabat agar mereka bisa makan siang.” Maka berangkatlah Ali bersama para sahabat dan masuk ke dalam gereja serta makan siang. Kemudian Ali melihat ke gambar, sambil mengatakan, “Tidak ada masalah bagi Amirul Mukminin (Umar) andaikan dia masuk dan makan.”

Sikap para sahabat ini menunjukkan kesepakatan mereka tentang bolehnya masuk gereja meskipun di dalamnya terdapat gambar, disamping masuk gereja dan tempat peribadatan mereka tidaklah haram.” (Al Mughni Ibnu Qudamah, 4:16).

Namun perlu dielakkan masuk ketika mereka sedang melakukan ritual. Perlu diingat bahawa ritual mereka adalah ritual yang mensyirikkan Allah. Sudah pasti Allah akan murka ketika hamba-Nya sedang melakukan kesyirikan. Dan kita sudah pasti tidak mahu berada di tempat yang pada ketika itu Allah sedang murka.

Umar radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Hati-hatilah kalian dari bahasa orang kafir dan janganlah kalian masuk bersama orang muyrik pada saat peribadatan mereka di gereja mereka, karena pada saat itu dan di tempat itulah murka Allah sedang turun.” (HR. Abdur Razaq dalam Al Mushannaf no. 1608, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubro, 9:234 dan dinilai kuat oleh Al Bukhari dalam At Tarikh).

Namun, jika dibahaskan dari sudut taqwa, adalah lebih baik kita mengelakkan dari masuk ke tempat pengibadatan orang kafir bagi mengelakkan perkara yang dibenci Allah berlaku pada saat kita tidak sedar kemurkaan Allah sedang berlaku pada tempat itu.

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma dan Imam Malik membenci masuk gereja karena alasan ada gambar… (Al Adab As Syar’iyah, 4:122).

Sebagian ulama melarang secara mutlak memasuki gereja. Mereka berdalil dengan firman Allah;

“Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya.” (QS. At Taubah: 108)

Ayat ini turun sebagai larangan Allah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiallahu ‘anhum untuk melaksanakan shalat di masjid Dhirar malah Allah turut memerintahkan supaya masjid itu dihancurkan. Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilarang untuk masuk dan shalat di masjid dhirar, apatah lagi jika ianya adalah sebuah gereja.

Ulama berpendapat ada pengecualian bagi mereka untuk masuk gereja dengan beberapa syarat:

- adanya maslahat bagi agama Islam, dalam rangka berdakwah atau berdebat dengan orang Nasrani agar mereka masuk Islam.
- tidak menimbulkan perbuatan haram, seperti termasuk dalam kemaksiatan mereka.
- berani menampakkan jati diri keislamannya di hadapan orang kafir.
- tidak menyebabkan orang awam tertipu bahwa dirinya setuju dengan agama orang Nasrani.

(Fatwa Lajnah Daimah, 2:339 dan Fatwa Syaikh Dr. Nashir bin Sulaiman di Majalah Ad Da’wah edisi 1930, Dzulhijjah 1424 H).

Dan seperti yang dihuraikan oleh Dr Fathul Bari di dalam video di atas, tidak mengapa bagi Ketua Pemimpin menghantar wakilnya menghadiri jemputan orang kafir ke tempat pengibadatan mereka asalkan bebas dari melakukan ritual, maksiat, dan perkara² yang mengundang kemurkaan Allah.

Namun, perlu ditekankan di sini bahawa YB KJ bukan masuk gereja pun. Dia masuk dewan dan hanya untuk merasmikan buku sahaja. Bukan melakukan ritual agama mereka. Jadi, tak jadi isu pun sebenarnya.

Allahua'lam